Merindu 81masatya
Tepuk Dokter....
Ambil Suntik ....
Usap usap ....
Usap usap ....
Cus Awwww .... Apa bagian yang paling ditunggu-tunggu saat tepuk dokter?
---------------------------------
Program Persiapan Keberangkatan (PK) angkatan 81 telah selesai. 126 awardee LPDP kini siap menjalani studi meski beberapa telah lebih dulu memulainya. Tidak banyak hal yang tersisa kecuali momen kebersamaan yang akan selalu menjadi kenangan manis.
Saya masih ingat betul bagaimana awalnya angkatan ini terbentuk. Pun begitu ketika saya dipercayakan sebagai salah satu perwakilan angkatan. Meski saya sebenarnya tak paham kriteria apa sebenarnya yang dibutuhkan. Saya juga tak mau repot siapa perwakilan lainnya. Karena saya selalu percaya, awardee LPDP adalah orang-orang pilihan. Secara lengkap perwakilan yang terpilih dalam angkatan ini: Mirantha (pemilik suara syahdu yang pikirannya selalu nyangkut di Hungaria), Aisyah (saya selalu ingat kopi saat lihat dia), Dewi (Aduhai, gadis ini sangat imut. Sayangnya sekarang udah punya Rani), saya (bingung sendiri) dan the wise one, Baskoro (Bapak protokoler yang selalu tampil wibawa).
Selama lima hari, kami yang sepakat menyebut diri dengan nama Trigona Bimasatya memiliki ruang aktualisasi untuk berproses bersama. Tanpa sadar, ruang aktualisasi inilah yang menumbuhkan semangat kekeluargaan tanpa melihat perbedaan latar belakang. Ada sekat yang perlahan hilang tertutupi oleh rasa kekeluargaan. Perbedaan tidak menjadi alasan untuk berbagi satu sama lain. Ramlan misalnya. Pemuda asal NTT ini selalu berhasil menyatukan keluarga Trigoners lewat Tepuk Dokternya (Duh jadi kangen kan teriak Aww). Pun begitu dengan Micah, Abang asal Medan, yang selalu tampil dengan senyum lebar di hadapan ratusan peserta PK (Bentar lagi halal ya Bang).
Tentu saja banyak kisah di balik acara ini. Ada banyak kesal dan tawa yang kita tanam bersama, sederet pelajaran hidup dan dinamika dalam tim juga telah kita dapatkan. Tidak ada hal yang sia-sia. Kantuk selalu dikalahkan dengan kekonyolan yang sering datang tanpa pernah disangka. Seperti halnya ketika kita menyaksikan foto-foto candid di pagi buta sebelum mengikuti pre-test. Atau saat Pak Agus mulai memimpin pendinginan olahraga pagi sambil diiringi lagu Goyang Dumang. Dan pendinginan pun seketika berubah jadi pemanasan kembali.
Kita memang perlu saling mengapresiasi. Mengeluh adalah hal yang sangat mudah untuk dilakukan. Saat ini yang tersisa di batin saya adalah kebanggaan mengenal keluarga baru, teman seperjuangan untuk meraih mimpi bersama. Saya juga ingin berterima kasih karena telah menjaga kekompakan keluarga ini. Semua telah berkontribusi untuk acara ini. Sekecil apapun itu. Begitupun dengan orang-orang yang diam dalam segudang kontribusi yang telah diberikan. Mari kita mengangkat topi bersama apalagi jika sambil bergoyang bersama. (Dasar PK Pantura :D)
Saya tidak akan pernah menyesal telah mengorbankan waktu, tenaga, pikiran meski tanpa dibayar. Sama halnya dengan trigonners lainnya yang telah menghabiskan jatah cuti, mengurangi waktu tidur, hingga bolos kuliah demi mempersiapkan acara yang luar biasa ini. Keluarga ini akan semakin kuat ketika kita semua tetap saling menyapa dan peduli satu sama lain. Terkadang berlaku berlebihan untuk urusan rindu bukanlah sebuah polemik. Contohlah tim Danus yang kerja kerasnya berbuah lebih hingga akhirnya pencapaian dana kita surplus.
Bagi saya, definisi keluarga atau sahabat tidak semudah ketika mengucapkannya atau menuliskannya di atas selembar kertas. Maknanya jauh lebih dalam dari itu. Semua harus memiliki harmoni. Seperti halnya ketika Henni mulai mengayungkan jemarinya dan memandu untuk bersenandung. Namun yang perlu kita tahu, setiap dari kita memiliki khas masing-masing. Mari saling melengkapi dan tetap meneriakkan jargon yang sama “Sengat semangat bersinergi untuk Indonesia”. Jadi, apa bagian yang paling ditunggu-tunggu saat tepuk dokter? Ialah saat kita berteriak "Cuss Aww" bersama-sama dan mengakhirinya dengan tawa lepas. Rasanya tak ada yang lebih indah dari itu.
Doa saya, semoga keluarga ini terus hadir, tak lekang waktu seperti Mas Ali yang tak pernah lelah menghafalkan Ikrar LPDP. Semoga yang belum puas bertemu bisa bersua kembali, yang belum jadian semoga segera jadian #loh.
